Menaksir Ketinggian Maksimum Gunung
Gunung tertinggi di
dunia adalah Mount Everest dengan ketinggian hampir mencapai 10 km dari
permukaan laut (Gambar 8.29). Pertanyaan yang menarik adalah mengapa tidak ada
gunung yang mencapai ketinggian berpuluh-puluh kilometer? Dengan perkataan
lain, dapatkah sebuah gunung mencapai ketinggian beberapa puluh kilometer?
Ternyata pembentukan gunung merupakan kompotisi antara kekuatan batuan penyusun
gunung dengan gaya gravitasi bumi. Kompetisi tersebut melahirkan ketinggian
maksimum gunung yang dapat ada di bumi hanya sekitar 10 km. Tidak ada gunung
yang bisa stabil dengan ketinggian di atas 10 km! Fenomena ini serupa dengan
naiknya air pada pipa kapiler yang terjadi akibat kompetisi antara gata
gravitasi bumi dan tegangan permukaan. Kompetisi tersebut melahirkan ketinggian
maksimum naiknya air dalam pipa kapiler.
Artikel Lainnya: Fisika Menjawab
Desain Mobil
Fisika Menjelaskan Berbagai Fenomena
High Heels
Jarak Aman Berkendara
Menaksir Ketinggian Maksimum Gunung
Mengapa Batu Krikil diletakan di sekiar Rel Kereta Api
Mengapa Cicak/Tokek Menempel Kuat pada Dinding
Mengapa jendela Pesawat Berbentuk Oval
Mengapa Kendaraan Harus Memakai Shockbreaker
Pondasi Cakar Ayam
Pada bagian ini kita
memprediksi secara sederhana ketinggian maksimum gunung yang bisa stabil di
permukaan bumi. Kita asumsikan bahwa bahan utama batuan penyusun gunung adalah
sejenis silika. Silika adalah material utama pembentuk kerak bumi. Silika
memiliki rumus kimia SiO2. Walaupun materi penyusun kerak bumi banyak sekali,
namun yang dominan adalah silika. Walaupun asumsi ini berlebihan, namun
setidaknya hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh dari yang sebenarnya.
Karena tujuan kita di sini juga
melakukan perkiraan, bukan menentukan nilai eksak. Asumsi ini semata-mata
dilakukan untuk memudahkan pembahasan. Walaupun yang kita bahas adalah gunung
dengan bentuk geometri yang bervariaso (umumnya menyerupai kerucut), namun dalam
prediksi ini kita akan mencari ketinggian maksium sebuah balok silika yang bisa
berdiri stabil seperti siilutrasikan pada Gambar 8.29.
Gambar 8.29 Mount
Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia. Ketinggian puncak tertinggi
mencapai 8.850 m
(famouswonders.com).
Seperti
diperlihatkan dalam Gambar 8.30 balok yang dianalogikan dengan gunung memiliki
ketinggian H. Balok tersebut dibagi
atas sejumlah kubus dengan panjang sisi s.
Satu kubus berisi satu molekul silika. Jumlah kubus pada masing-masing sisi
adalah p, q, dan r. Dengan demikian
jumlah molekul silika penyusun balok adalah
N=
pqr (8.98)
Jika MSiO2 adalah massa satu molekul silika maka mass balok
adalah
M =
pqrMSiO2 (8.99)
Molekul silika yang berada di
daras balok menahan beban balok sebesar Mg.
Makin tinggi balok maka makin besar beban yang ditahan molekul
di dasar balok. Jika balok makin tinggi dan gaya tekan makin kuat maka molekul
silikon yang berada di dasar balok tidak sanggup lagi berada dalam fase padat.
Molekul-molekul tersebut berubah menjadi plastis dan mengalir. Ketika berubah
menjadi plastis maka dasar balok tidak sanggup lagi menahan balok sehingga
balok merosot. Setelah merosot maka beban yang dialami silika di dasar balok
kembali mengecil sehingga kembali berubah ke wujud padat. Jadi dapat
disimpulkan di sini bahwa ketinggian maksimum balok adalah kondisi ketika
silika di dasar balok tepat akan berubah dari wujud padat ke wujud plastis
akibat menahan berat balok.
Gmbar 8.30 Gunung
dimodelkan sebagai balok silika yang berada di atas dasar silika. Ketinggian
balok adalah H (sama dengan tinggi gunung). Balok dibagi atas sejumlah kubus
dengan sisi s. Jumlah kubus pada
masing-masing sisi balok adalah p, q, dan r. Tiap kubus diisi dengan satu molekul silika sehingga jumlah
molekul sisika penyusun kubus adalah pqr.
Misalkan
pada ketinggian H balok masih berada dalam keadaan stabil. Misalkan kita tambah
lagi ketinggian sebesar satu kubus kecil, yaitu s dan terjadi perubahan dasar
balok menjadi plastis maka ketinggian H merupakan ketinggian maksimum balok.
Energi yang diperlukan untuk menambah ketinggian balok sebesar s adalah
U = Mgs (8.100)
Energi ini persis sama dengan
energi yang diperlukan untuk mengubah satu lapisan molekul silika di dasar
balok dari wujud padat ke wujud plastis. Jumlah molekul silika pada satu
lapisan di dasar balok adalah pq.
Energi yang diperlukan untuk mengubah satu molekul dari fase padat ke fase
plastis kita nyatakan dengan ep.
Dengan demikian energi yang diperlukan untuk mengubah silika satu lapisan di
dasar balok dari fase padat ke plastis adalah
E = pqe p (8.101)
Dengan menyamakan energi pada
persamaan (8.100) dan (8.101) dan menggunakan persamaan (8.99) kita peroleh
pqrMSiO gs = pqe p
M SiO g(rs)
= e p (8.102)
Jika kita perhatikan Gambar 8.30
jelas bahwa H = rs. Dengan demikian, ketinggian maksimum balok silika yang
diijinkan adalah
H
= єp /MSio2g (8.103)
Energi yang diperlukan untuk
mengubah wujud padat ke fase plastis tentuk lebih kecil daripada untuk mengubah
dari wujud padat ke wujud cair. Pada fase plastis, ikatan antar atom atau
molekul masih sangat kuat. Aliran pada fase plastis terjadi karena adanya gaya
tekan yang sangat besar. Tetapi pada fase caur, aliran dapat terjadi lebih
mudah meskipun gaya yang diberikan kecil. Pada fase cair, atom atau molekul
telah menerima energi yang lebih banyak.
Energi yang diperlukan untuk
mengubah atom atau molekul dari fase pada ke fase cair dinamaakn energi fusi
dan kita simbolkan dengan ef.
Karena energi yang diperlukan
untuk mengubah zat pada ke bentuk plastis lebih kecil daripada untuk mengubah
pada ke cair maka dapat kita tulis
e p = xe f (8.104)
Dengan x adalah bilangan yang lebih kecil daripada satu
0<x<1.
Subtitusi persamaan 8.104 ke dalam
persamaan 8.103. Maka kita akan dapat memperkirakan ketinggian maksimum balok
silika
H = xe f / MSio2g
Mari
kita masukkan data yang ada. Energi fusi molekul silika adalah e
= 0,148 eV = 2,37 ´ 10-20
J. Masa molekular SiO2 adalah 60 sma
sehingga
MSiO2 = 60 ´
(1,66 ´
10-27 kg) = 9,96 ´
10-26 kg. Bila kita ambil x » 0,5 maka ketinggian maksimum
balok silika yang bisa stabil adalah
H » 0,5 ´ (2,37 ´10-20 ) / (9,96´10-26 ) ´ 9,82
»
12 km
Nilai ini mendekati ketinggian
gunung tertinggi di dunia, yaitu Mount Everest sekitar 10 km. Dari sini kita
simpulkan bahwa ternyata ada batas tertinggi ketinggian gunung di dunia. Batas
tersebut ditentukan oleh sifat material (energi plastis) dan kekuatan gravitasi
bumi. Itulah yang menjadi penyebab mengapa tidak ada gunung yang tingginya
mencapai puluhan kilometer meskipun kita tahun bahwa gunung terus menerus
tumbuh.
0 Response to "Menaksir Ketinggian Maksimum Gunung"
Posting Komentar