Mendidik Anak dengan Memperdengarkan Kata-kata Bijak - Berbagi Ilmu

Berbagi Ilmu

Mendidik Anak dengan Memperdengarkan Kata-kata Bijak


Pernah membaca Novel "Ayah" karya Andrea Hirata? Kalau pernah tentu tidak asing dengan tokoh Sabari dan Amiru. Sabari seorang Ayah yang sangat mencintai anaknya Amiru. Setiap malam Sabari selalu membacakan puisi untuk anaknya Amiru. Ketika Amiru menginjak usia 2 tahun Ibunya yang sudah bercerai dengan Ayahnya mengambil paksa Amiru dari Sabari. Lama tidak bertemu, Amiru kecil tumbuh menjadi sosok anak yang baik dan pandai terutama dalam bidang sastra. Suatu ketika Amiru disuruh untuk membuat puisi, tanpa disadari lembaran memori indah bersama ayahnya terbuka. Amiru kecil mampu mengingat setiap puisi yang pernah ayahnya bacakan.

Cerita di atas memang hanya fiksi belaka. Namun kondisi yang dialami Amiru sangat mungkin terjadi dalam dunia nyata. Kondisi meniru prilaku orang baik tingkah laku maupun ucapan dalam dunia psikologi perkembangan dikenal dengan deffered immitation (peniruan yang tertunda). Pada tahap praoprasional yaitu saat usia anak 2-7 tahun, anak akan meniru perilaku-perilaku orang lain terutama orang tua yang terjadi pada masa lampau.


Seiring dengan berkembangnya kapasitas deffered immitation ini, maka sudah seharusnya orangtua - sebagai figur panutan pertama dalam kehidupan anak- memberikan perilaku-perilaku yang baik dan bijak. Pemberian contoh prilaku yang baik, kata-kata yang santun dan bijak akan memberikan stimulus yang baik pada perkembangan anak.

Anak yang sejak balita diperdengarkan puisi kelak akan me recall kembali puisi itu dalam ingatannya. Anak yang sejak kecil sering diperdengarkan dongeng kelak ia akan mampu menceritakan dongeng kepada temannya. Anak yang sering diperdengarkan ayat-ayat suci al-Quran kelak ia akan mudah menghafal al-Quran



Wallahu A'lam bishawwab


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mendidik Anak dengan Memperdengarkan Kata-kata Bijak"

Posting Komentar