Kakek Tukang Becak Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Sesungguhnya - Berbagi Ilmu

Berbagi Ilmu

Kakek Tukang Becak Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Sesungguhnya

Saat gelar  pahlawan tanpa tanda jasa mulai digugat dan dipertanyakan, seiring mulai terkikisnya semangat pengabdian dan pengorbanan sebagian pendidik di negeri ini. Saat topik pembahasan sebagian pendidik lebih terfokus pada tunjangan dan kesejahteraan. Saat nilai-nilai keikhlasan mulai diembel-embeli penghargaan. Kakek tua berusia 77 tahun ini mengajari kita bagaimana cara menjadi pahlawan tanpa tanda jasa seutuhnya. Beliau menunjukkan kepada kita bahwa semangat pengabdian dan pengorbanan tak terbeli dengan tunjangan. Cita-citanya mencerdaskan anak bangsa ia bayar sendiri dengan pengorbaan waktu, tenaga, pikiran dan rupiah tentunya.

“ Saya sudah mulai dari muda suka mengajar anak-anak gelandangan. Dan kebetulan di lingkungan ini banyak anak yang sekolah tapi mereka juga banyak yang jadi pengamen. Saya ingin membantu mereka untuk belajar” ujar kakek ini yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang becak keliling di kota Malang.

Ratemat Aboe, begitulah nama kakek ini. setiap hari minggu ia menyediakan rumah sederhananya untuk menampung anak-anak usia SD dan SMP untuk belajar gratis dibantu komunitas Dulur Never End (DNE). Rumahnya yang sekarang lebih dikenal dengan Rumah Belajar Kakek Aboe setiap minggunya digunakan sebagai tempat membimbing belajar anak-anak untuk mata pelajaran Bahasa Inggeris, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan hingga Pendidikan Agama Islam.




Berawal dari keprihatinannya melihat ada sebagian anak-anak sekolah di lingkungannya yang disuruh pulang oleh gurunya karena tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah, kakek Aboe tergugah untuk membantu anak-anak tersebut untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR).  Tujuannya agar mereka terbantu untuk mengerjakan PR dan tidak disuruh pulang lagi karena tidak mengerjakan PR.
Usianya yang sudah senja tidak menghalanginya untuk mengabdi pada negeri ini. di awal berdirinya Rumah Belajar ini, kakek Aboe harus menyisihkan sebagian hasil usahanya dari menarik becak yang hanya Rp. 30.000 sehari untuk membeli buku yang kemudian ia simpan diperpustakaan mini di rumahnya untuk keperluan belajar anak didiknya.

Keberadaan Rumah Belajar Kakek Aboe ini sangat membantu anak-anak sekolah di lingkungan sekitar. Hal ini dirasakan langsung oleh Arini, siswa kelas 4 SDN Tanjungrejo 2.

“saya senang sekali setelah belajar di sini. Nilainya jadi bagus. Dulu dapat nilai 8 sekarang dapat nilai 10,” terang Arini denga wajah bahagia.

Kini Rumah Belajar kakek Aboe menjadi tempat bimbingan belajar pengamen, gelandangan, dan anak kurang mampu. Mereka bisa belajar tanpa dipungut biaya sedikitpun alias gratis.

Sumber Gambar:

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/800403-kisah-pahlawan-tanpa-tanda-jasa-kakek-si-pengayuh-becak

http://www.imgrum.net/user/lynapics/53933423

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kakek Tukang Becak Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Sesungguhnya"

Posting Komentar