Selayang Pandang Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah konsep yang berasumsi
bahwa : (1) Program dan Konseling merupakan keutuhan yang mencakup berbagai
dimensi terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerjasama personel bimbingan
dan konseling dengan personel lain, keluarga dan masyarakat, (2) layananan
bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik, menggunakan
berbagai strategi (Pengembangan pribadi, dan dukungan sistem), meliputi ragam
dimensi (masalah, setting, metode, dan waktu lama layanan), 3 layanan bimbingan
dan konseling bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik
secara optimal, mencegah terhadap timbulnya masalah, dan berusaha membantu
memecahkan masalah peserta didik.
Istilah Pelayanan Konseling dan Konseling mengalami
perubahan menjadi Pelayanan Konseling, sedangkan guru BP / BK ( guru pembimbing ) menjadi Konselor Sekolah. Dimana
Konselor sekolah sangat diperlukan dalam rangka mempersiapkan siswa supaya
belajar dengan baik, sesuai dengan tujuan akademis yang dibahas dalam Standar
Isi yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ) yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yaitu:
1. Manusia
dan Misi Kehidupan
Manusia merupakan
mahluk yang dinamis dalam memakai hidup dan lingkungannya. Dengan bekal fitrah
untuk selalu mencari kebaikan, kebenaran, dan keindahan, manusia terus berupaya
membangun peradaban. Melalui peradaban ini manusia menjalani hidupnya secara terhormat
dan saling menghargai yang kelak akan dipertanggungjawabkan kepada Yang Maha
Pencipta
Oleh karena itu, pendidikan perlu diarahkan untuk
memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya kecerdasan majemuk agar peserta didik
menjadi manusia yang mampu menerapkan nilai-nilai keyakinan dan etikanya untuk
dapat hidup berdampingan dengan individu lain yang memiliki nilai keyakinan dan
etika berbeda secara terhormat dan saling menghargai.
2. Perkembangan
Ilmu-Teknologi-Seni dan Perubahan Sosial
Setiap individu harus memiliki kelengkapan untuk
memanfaatkan kesempatan belajar sepanjang hayat, guna memperluas pengetahuan,
kecakapan, dan sikapnya, untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang
kompleks, saling bergantung, dan senantiasa berubah. oleh karena itu, pendidikan
perlu diarahkan untuk penguatan nilai dan identitas diri peserta didik sebagai
rujukan intelektual dengan tetap terbuka, adaptif, dan kreatif dalam
mnenghadapi perubahan.
3.
Perkembangan
Individu
Individu lahir dengan potensi diri yang beragam, dan
berkembang sejalan dengan pertumbuhan usia masing-masing. Aktualisasi
potensi-potensi itu terjadi dalam lingkungan sosial di tempat masing-masing
individu berbeda. Temuan ilmiah menunjukan bahwa perkembangan individu memiliki
ciri yang universal.
Rangsangan, fasilitasi, serta pembelajaran yang
diberikan oleh lingkungan, termasuk lingkungan sekolah, dalam rangka
mengembangkan potensi individu perlu memperhatikan kebutuhan masing-masing
anak. Salah satu prinsip yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak (KHA) adalah
“yang terbaik bagi anak” ( in the best interest of the child).
Anak mempunyai hambatan fisik, emosional, sosial, dan atau intelektual children with special needs) memerlukan
pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensinya.
4.
Arah dan
Peran Pendidikan
Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan potensi peserta didik. Oleh karena itu,
pendidikan perlu diorganisasi dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar untuk beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk
berbuat ( learning to do ), belajar
untuk hidup antar sesama secara berdampingan ( learning ti live together), dan belajar untuk membentuk jati diri
(learning to be).
Dalam konsep layanan bimbingan dan konseling manusia
dipandang sebagai suatu kesatuan. Pengaruh terhadap suatu aspek pada seorang
individu terdapat energi yang mendorongnya tumbuh dan berkembangan secara
positif ke arah yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki
individu tersebut.
Setiap individu mempunyai kebebasan untuk memilih.
Kebebasan itu akan diikuti oleh tanggung jawab, yaitu penerima resiko atas
akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggan jawab seseorang tidak hanya
bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada orang lain
secara seimbang.
Manusia tidak kaku terhadap pengalaman-pengalaman masa
lampaunya, ia akan mengolah pengalaman masa lampaunya untuk memperbaiki
pilihna-pilihannya, dan untuk memperbaiki arah, kecepatan, dan kematangan
perkembangannya. Perilaku manusia adalah hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya.
Bimbingan konseling didasarkan pada kebutuhan dan
masalah peserta didik, pengalaman nyata, dan bersifat pengembangan yang
kompeherensif.
Program layanan bimbingan dan konseling terdiri dari
lima komponen, yaitu Visi dan Misi bimbingan dan konseling, Kebutuhan peserta
didik, Isi layanan bimbingan dan konseling, Tujuan bimbingan dan konseling, dan
Komponen pendukung sistem untuk meningkatkan mutu layanan bimbingan.
0 Response to "Selayang Pandang Bimbingan Konseling"
Posting Komentar