Pakaian Dalam
Namanya Tunas
Pribadi. Ia adalah teman sekelas Serti. Orang tuanya memberi nama itu dengan
harapan dan doa agar kelak anaknya bisa menjadi cikal bakal anak bangsa yang
memiliki pribadi yang kuat, kritis, profesional, bersih dan jujur. Sosok anak
bangsa yang sangat ia dambakan. Keprihatinannya pada kondisi anak bangsa hari
ini yang ”memaksanya” yang hanya seorang buruh tani untuk memancang cita-cita
luhur untuk merubah bangsa melalui sosok anaknya.
Tufung demikian nama
panggilan kesayangan orang tuanya. Panggilan ini pula yang kemudian dipakai
oleh teman-teman sepermainannya di lingkungan rumahnya maupun di sekolah.
Jangan remehkan doa
orang tua, demikianlah pepatah orang tua yang sering kita dengar. Sepertinya
doa orang tua Tufung yang terselip di dalam namanya itu pula yang berhasil
membentuk sifat Tufung. Tufung kecil tumbuh dengan sifat kritis dan rasa ingin
tahu yang tinggi. Kedua sifat inilah yang kemudian membentuknya menjadi pribadi
cerdas, cerdik, dan tangguh. Tak jarang pertanyaan “aneh” yang ia lontarkan
sering membuat bingung orang tuanya.
Pertanyaan yang
sering ia ajukan kepada orang tuanya berkaitan dengan fungsi atau kegunaan
benda yang ia lihat. Maka, tak aneh jika ia melihat barang atau benda baru
pertanyaan kedua setelah menanyakan nama benda tersebut adalah fungsinya.
Kebiasaan menanyakan fungsi suatu benda inilah yang menjadi asal-muasal dirinya
dipanggil Tufung.
Suatu hari Tufung
diajak serta oleh ibunya pergi ke pasar. Saat di toko pakaian, Tufung bertanya
pada ibunya.
“Bu, kalau ini apa
namanya?” tanya Tufung sambil menunjuk pada pakaian dalam wanita yang tertumpuk
tak karuan di depannya.
Mendengar pertanyaan
itu, ibunya menjawab dengan wajah kecut sambil setengah berbisik.
“itu namanya pakaian
dalam”
Anda
pasti bisa menerka apa yang akan ditanyakan Tufung selanjutnya. ya, betul!
“Oooh, pakaian dalam,
itu fungsinya untuk apa bu?” tanya Tufung dengan wajah tegas penuh rasa ingin tahu.
Pertanyaan tufung
dengan suara agak keras berhasil mengundang perhatian orang lain di toko
tersebut. Ibu Tufung gelagapan. Pertanyaan tiba-tiba dan tatapan banyak orang
berhasil membuatnya mati kutu. Ia bingung harus menjawab apa.
Tiba-tiba dari arah
sebelah kanan terdengar suaru pelayan toko menyahut
“pakaian dalam itu
fungsinya untuk dipakai di dalam dek” jawab
pelayan toko dengan senyum terkembang di wajahnya.
Ibu Tufung tersenyum
lega, jawaban pelayan toko telah berhasil mengeluarkannya dari situasi sulit. Kemudian
ia menganggukan kepalanya ke arah pelayan toko sebagai tanda ucapan terima
kasih atas bantuannya.
“Oooooh, jadi
dipakainya di dalam ya teh, pantas saja saya gak pernah lihat orang
memakai pakaian dalam” Tufung mengangguk-anggukan kepalanya layaknya Archimedes
yang sedang memahami konsep fisika baru.
Keesokan harinya
Ibunya dikagetkan dengan tingkah anaknya
Tufung.
“Tunas apa yang kamu
pakai itu?”
“Tunas pakai pakaian
dalam bu, tadi Tunas lihat pakaian dalam ini menggantung di luar. Kata teteh
pelayan toko kemarin pakain dalam ini fungsinya untuk dipakai di dalam kan bu?
Jadi Tunas ambil dari luar terus Tunas pakai di dalam rumah bu”
“Masya Allah,
Tunaaaaaaaaaaaaassssssssss!!!” Teriak ibunya sambil melepaskan pakain dalam miliknya
dari wajah Tunas.
Kebiasaannya yang
aneh tidak membuat kedua orang tuanya kesal. Malah keduanya sangat bangga. “saya
ingat pak guru tetangga saya bilang, anak yang cerdas dan kritis adalah anak
yang banyak bertanya” Jawab ayahnya setiap ada orang yang mempertanyakan sikap
anaknya.
Sejak itu ayah Tufung
menambahkan kata fungsi di tengah-tengah namanya. Jadilah namanya Tunas “Fungsi”
Pribadi yang kemudian disingkat menjadi
Tufung sebagai panggilan kesayangan orang tuanya.
<<<<<Cerita Sebelumnya Cerita Selanjutnya>>>>>
<<<<<Cerita Sebelumnya Cerita Selanjutnya>>>>>
0 Response to "Pakaian Dalam"
Posting Komentar