PEMUAIAN
Fenomena
lain yang berkaitan langsung dengan suhu adalah pemuaian termal. Tiap benda
yang dipanaskan selalu memuai. Bagaimana keterkaitan antara kenaikan suhu dan
besar pemuaian akan kita bahas di bagian ini. Sejumlah aplikasi pemuaian termal
juga akan kita bahas.
Pengalaman
manusia selama ini menunjukkan bahwa semua benda memuai jika mengalami kenaikan
suhu. Sebaliknya benda mengkerut jika suhunya menurun. Memuai artinya ukurannya
membesar, baik ukuran panjang, lebar, tinggi, luas, maupun volum. Besar
pemuaian berbeda pada benda yang berbeda. Ada benda yang sangat mudah memuai
sehingga kenaikan suhu sedikit saja sudah cukup membuat ukuran benda yang dapat
diamati mata. Sebaliknya ada benda yang sulit memuai sehingga meskipun suhu
bertambah cukup besar, ukuran benda hampir tidak mengalami perubahan.
Contoh
peristiwa pemuaian yang paling sering kita amati adalah naiknya kolom zat cair
dalam termometer. Pada suhu yang lebih tinggi kenaikan kolom air raksa dalam
termometer lebih besar (Gambar 11.38). Pada suhu yang lebih tinggi, volume zat
cair dalam termometer bertambah sehingga terdesat sepanjang kolom.
Setelah
kita mengetahui peristiwa pemuaian adalah bagaimana kita mengukur besarnya
pemuaian tersebut? Ini menjadi penting karena dengan mengetahui nilai pemuaian
secara detail maka kita dapat memikirkan aplikasi sifat pemuaian tersebut untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia.
Anda membutuhkan materi pemuaian berupa animasi flash seperti gambar di atas? unduh di sini
Anda membutuhkan materi pemuaian berupa animasi flash seperti gambar di atas? unduh di sini
Mengapa
Zat Memuai
Semua
zat disusun oleh atom-atom. Pada zat padat dan zat cair atom diikat oleh gaya
atomik (gaya antar atom) sehingga dapat berkumpul. Pada saat bersamaan
atom-atom bergetar di sekitar posisi kesetimbangan.
Misalkan
pada suhu T0 jarak rata-rata antar atom adalah a0.
(Gambar 11.47). Ketika suhu dinaikkan, getaran atom-atom makin kencang. Getaran
ini mulai melawan gaya tarik antar atom sehingga jarak rata-rata antar atom
mengalami penambahan. Pada suhu sembarang T, jarak antar atom menjadi a.
Jadi,
ketika suhu berubah dari T0 ke T jarak rata-rata antar atom mengalami
perubahan sebesar Da = a - a0 . Nilai a, a0, dan Da
sangat kecil.
Namun,
karena jumlah atom penyusun zat sangat banyak sehingga perubahan jarak
rata-rata yang kecil tersebut menimbulkan perubahan panjang yang dapat diukur
untuk benda makroskopik. Jika terdapat n
atom dalam arah panjang, maka perubahan panjang zat adalah Dl
= nDa. Sebagai ilustrasi, jumlah atom
penyusun benda yang sering kita pegang dalam satu arah sekitar 5 ´ 107 atom. Perubahan
jarak antar atom ketika suhu berubah puluhan derajat celcius sekitar 0,01
angstrom = 10-12 meter. Dengan demikian, ketika suhu berubah puluhan
sedaraj celcius, perubahan panjang benda yang biasa kita pegang sekitar (5 ´ 107) ´ 10-12 meter = 5 ´ 10-5 meter.
Persamaan Pemuaian
Setelah
manusia mengetahui bahwa semua benda memuai jika mengalami kenaikan suhu maka
pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana rumus pemuaian tersebut? Dengan rumus
tersebut kita dapat meprediksi berapa pertambahan panjang benda jika mengalami
kenaikan suhu tertentu. Rumus tersebut didapat dari sejumlah percobaan yang
dilakukan banyak peneliti terdahulu. Percobaan dilakukan pada berbagai macam
benda dan pada berbagai kenaikan suhu. Kesimpulan dari sejumlah percobaan
tersebut sebagai berikut:
Pemuaian
Panjang
Jika
benda mengalami kenaikan suhu maka panjang benda bertambah (Gambar 11.40). Pengukuran
yang dilakukan secara teliti pada sejumlah benda padat menunjukkan bahwa
perubahan panjang sebanding dengan panjang mula-mula dikali perubahan suhu.
Jika dinyatakan dalam rumus matematika maka pengamatan tersebut dapat ditulis
dalam rumus
Dl µ l0DT (11.15)
dengan
Dl adalah perubahan panjang (m)
l0
adalah panjang mula-mula (m)
DT
adalah perubahan suhu, DT = T – T0 (oC)
T0 adalah
suhu awal (oC)
T
adalah suhu akhir (oC).
Gambar 11.40 Benda
dipanaskan mengalami pertambahan panjang. Besarnya perubahan panjang berbanding
lurus dengan panjang mula-mula dan
perubahan suhu benda.
Pemuaian Luas
Disamping
mengalami perubahan panjang, benda juga mengalami perubahan luas jika mengalami
perubahan suhu Pengukuran yang sangat teliti juga menunjukkan bahwa perubahan
luas sebanding dengan luas mula-mula dikali perubahan suhu. Secara matematika
dapat ditulis,
DA µ A0DT (11.16)
dengan
DA adalah
perubahan luas (m2)
A0 adalah luas mula-mula (m2)
DT adalah
perubahan suhu (oC)
Persamaan
(11.16) diilustrasikan pada Gambar 11.41. Bentuk persamaan (1116) serupa dengan
persamaan (11.15).
Pemuaian Volum
Benda juga mengalami perubahan
volum jika mengalami perubahan suhu. Pengukuran yang sangat teliti juga
menunjukkan bahwa perubahan volum sebanding dengan volum mula-mula dikali
perubahan suhu. Secara matematika dapat ditulis
DV µ V0DT (11.17)
dengan
DV adalah
perubahan volum (m3)
V0 adalah volum mula-mula (m3)
DT adalah
perubahan suhu (oC).
Jika
kita mengganti tanda sebanding (µ) pada persamaan (11.15) – (11.17)
dengan tanda sama dengan maka kita perkenalkan konstanta pembanding. Dari tiga
persamaan pemuaian di atas kita peroleh tiga persamaan berikut ini.
Pemuaian panjang: Dl = al0DT
Pemuaiana Luas DA = bA0DT
Pemuaiana Volum DV = gV0DT
Anda membutuhkan materi pemuaian berupa animasi flash? unduh di sini
Pemuaian panjang: Dl = al0DT
Pemuaiana Luas DA = bA0DT
Pemuaiana Volum DV = gV0DT
Anda membutuhkan materi pemuaian berupa animasi flash? unduh di sini
Hubungan
antara Koefisien Muai Panjang, Luas, dan Volum
Untuk
benda dari bahan yang sama tentu ada hubungan antara tiga koefisien muai
tersebut. Kita tahu luas adalah perkalian dua besaran panjang (panjang dan
lebar). Ketika benda mengalami kenaikan suhu maka dua besaran panjang tersebut
memuai dan pertambahan panjang mengikuti persamaan (11.21). Hasil dari
pertambahan panjang dua sisi tersebut menyebabkan pertambahan luas. Jadi dapat disimpulkan bahwa
koefisien permuaian luas dapat diperoleh dari nilai koefisien pemuaian panjang.
Misalkan panjang dan lebar benda mula-mula adalah p dan l. Luas mula-mula benda adalah A0.
Ketika mengalami perubahan suhu sebesar DT maka panjang dan lebar menjadi p + apDT
dan lebarnya menjadi l + alDT.
Dengan demikian luas benda menjadi
A = ( p +apDT )(l +alDT )
= pl + 2aplDT +a 2 plDT 2
|
(11.24)
|
Karena
koefisien muai panjang adalah adalah konstanta yang sangat kecil dibandingkan
dengan satu, maka kudrat dari konstanta muai panjang menjadi jauh lebih kecil
lagi. Sebagai contoh, jika koefisien muai panjang memiliki orde 10-5
maka kuadratnya memiliki orde 10-10. Dengan demikian suku ketiga di
ruas kanan persamaan (11.24) dapat diabaikan tehadap suku pertama dan kedua.
Kita akhirnya mendapatkan aproksimasi
A =
pl + 2aplDT
= A0 + 2aA0DT
|
(11.25)
|
Dari
persamaan (11.25) kita simpulkan bahwa pertambahan luas adalah DA
= 2aA0DT. Apabila hubungan ini
dibandingkan dengan persamaan (11.19) maka kita dapatkan hubungan berikut ini
b
= 2a
|
(11.26)
|
Juga kita sudah
paham bahwa volum adalah perkalian tiga besaran panjang (panjang, lebar, dan
tinggi). Ketika benda mengalami kenaikan suhu maka tiga besaran panjang
tersebut memuai dan pertambahan panjang mengikuti persamaan (11.21). Hasil dari
pertambahan panjang tiga besaran tersebut menyebabkan pertambahan volum. Jadi
dapat disimpulkan pula bahwa koefisien permuaian volum dapat diperoleh dari
nilai koefisien pemuaian panjang. Dengan mudah dapat kalian buktikan hubungan
antara koefieisn muai panjang dan volum adalah
g = 3a
|
(11.27)
|
Pemuaian Gas
Gas adalah zat yang paling mudah
memuai. Perubahan suhu yang tidak terlampau besar sudah cukup mengubah volum
gas secara signifikan. Misalkan kita mempunyai gas ideal. Persamaan yang
mengaikan tekanan, suhu, dan volum untuk gas ideal adalah V = nRT/P, dengan V
adalah volum (m3), T adalah suhu (K), P adalah tekanan (Pa), n adalah jumlah
mol zat (mol), dan R adalah konstanta gas umum (J/mol K)
Jika kita panaskan gas pada tekanan
konstan (P = P0) dari suhu T0 sampai suhu T maka:
Volum awal gas adalah:
V0 = nRT0/P0
Volum akhir gas adalah:
V = nRT/P0
Perubahan volum gas adalah
ΔV = nRT/P0 -
nRT0/P0
= nR (T-T0)/P0
= nR ΔT/ P0 (11.36)
Dari persamaan
keadaan awal kita
dapat menulis nR/P0
= V0/T0. Substitusi ke
dalam persamaan perubahan volum diperoleh
ΔV = (V0/T0 )DT (11.37)
Dengan membandingkan persamaan
(11.36) dan (11.37) kita simpulkan bahwa koefisien muai volum gas adalah
g = 1/T0 (11.38)
Namun perlu diingat bahwa
persamaan (11.38) berlaku kalau perubahan suhu gas tidak terlampau jauh dari T0. Atau perubahan suhu jauh
lebih kecil daripada T0.
0 Response to "PEMUAIAN"
Posting Komentar