Mengapa Tetes Air Berbentuk Bola?
Ini fenomena yang kita amati
sehari-hari. Percikan air membentuk tetes-tetes berupa bola. Tetes air hujan
juga berupa bola. Asalkan gaya kohesi antara molekul air lebih besar daripada
gaya adhesi antara molekul air dengan molekul yang bersentuhan dengan permukaan
maka bentuk bola lah yang muncul. Bentuk yang sama juga diamati pada tetesan
air raksa di atas permukaan kaca.
Mengapa demikian? Karena bentuk
bola menghasilkan energi interaksi total antar molekul paling kecil. Lebih
detailnya mari kita bahas sebagai berikut.
Satu molekul air melakukan
tarik-menarik dengan molekul air di sekelilingnya. Tarikan tersebut menyebabkan
penurunan energi potensial. Ingat, jika ada gaya tarik maka energi potensial
bernilai negatif. Misalkan akibat tarikan oleh molekul sekelilingnya, satu
molekul mengalami penurunan energi sebesar g. Karena jumlah
molekul air sebanding dengan volume tetesan maka penurunan energi tetesan
akibat tarikan antar molekul adalah
EV = -agV (5.85)
dengan a
konstanta pembading.
Persamaan (5.85) diturunkan atas
asumsi bahwa jumlah molekul yang mengelilingi satu molekul semuanya sama.
Namun, kondisi berbeda jika kita melihat molekul di permukaan air. MoLekul di
permukaan air hanya ditarik dalam satu arah (ke dalam) dan tidak ada tarikan ke
arah luar (karena tidak ada molekul air di luar permukaan). Oleh karena itu
penurunan energi molekul air di permukaan lebih kecil daripada g.
Ini artinya, energi pada persamaan (5.84) terlalu kecil untuk energi tarikan
semua molekul air karena belum memperhatikan kehadiran permukaan. Jadi, pada energi
tersebut harus ditambah faktor akibat kehadiran permukaan. Kehadiran permukaan
menambah energi tetesan. Besarnya tambahan energi akibat kehadiran permukaan
sebanding dengan luas permukaan dan dapat kita tulis
ES = +bgS (5.86)
dengan b adalah konstanta pembanding lain.
Akhirnya, energi total tetesan air memenuhi persamaan
E = EV + ES
= -agV + bgS (5.87)
Bentuk geometri paling stabil jika
energi paling kecil. Energi paling kecil dicapai jika nilai suku volum (suku
pertama di ruas kanan) paling besar dan nilai suku permukaan (suku kedua di
ruas kanan) paling kecil. Artinya, energi akan minimal jika perbandingan luas
permukaan dan volume sekecil mungkin. Gemoetri yang memiliki sifat demikian
hanyalah bola. Tidak ada geometri lain yang memiliki perbandingan luas
permukaan dengan volume yang lebih kecil daripada bola. Inilah penyebab mengapa
bentuk tetes air atau zat cair lain adalah bola.
0 Response to "Mengapa Tetes Air Berbentuk Bola?"
Posting Komentar