Soal dan Pembahasan Gladi UAMBNBK MTs Mata Pelajaran SKI 2020/2021 (Soal Nomor 1 s.d Nomor 10)
Sudahkah Anda berbagi hari ini? Jika sudah, Anda luar biasa. Jika Belum, mari biasakan berbagi. Berbagi tidak harus sesuatu yang besar dan istimewa. Berbagi bisa dengan sesuatu yang sederhana dan kecil. Sesuatu yang kita anggap sederhana, kecil bahkan sepele bisa jadi terasa begitu besar, berharga dan bermanfaat bagi orang lain. Dan Bisa jadi itu yang sangat bernilaian dihadapan Allah Tuhan Semesta alam.
Baiklah, saya kali ini akan membagikan sesuatu yang mungkin sepele tapi semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua. Sesuai dengan judulnya, kali ini yang akan saya bagikan melalui blog ini adalah soal dan pembahasan UAMBNBK MTs Mata pelajaran SKI Tahun Pelajaran 2020/2021.
Soal ini saya ambil dari kumpulan soal gladi UAMBN BK Mata Pelajaran SKI tahun 2019/2020 sengaja saya bagikan bagi Anda yang membutuhkan. Soal ini saya lengkapi dengan pembahasan sehingga sahabat berbagi ilmu bisa mempelajari soal sekaligus memahami materinya.
Karena keterbatasan halaman ini dalam menampung tulisan, maka pembahasan dari 50 Soal ini akan saya bagi menjadi 5 pembahasan yaitu:
Soal dan Pembahasan Soal Nomor 1 s.d Nomor 10Soal dan Pembahasan Soal Nomor 11 s.d Nomor 20
Soal dan Pembahasan Soal Nomor 21 s.d Nomor 30
Soal dan Pembahasan Soal Nomor 31 s.d Nomor 40
Soal dan Pembahasan Soal Nomor 41 s.d Nomor 50
untuk postingan pada halaman ini saya akan membahas dulu soal untuk nomor 1 s.d nomor 10
Soal 1
Perkembangan
Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan para Wali. Jumlah Wali yang
terkenal sampai sekarang adalah Sembilan, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan
sebutan Wali Songo yang masing-masing memiliki beragam cara untuk mensyiarkan
agama Islam di Tanah Jawa. Salah satu Wali Songo memilih menjadikan desa-desa
terpencil sebagai pusat dakwahnya dan mensyiarkan agama Islam dengan mengadakan
kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan dan rakyat biasa. Beliau adalah
…
A. Sunan Giri
B. Sunan Muria
C. Sunan Kudus
D. Sunan Bonang
Jawaban: Sunan
Muria
Pembahasan:
Ada setidaknya
lima pendekatan dalam berdakwah yang dilakukan oleh wali songo yaitu:
Pertama,
pendekatan teologis (agama). Pada pendekatan ini wali songo berdakwah dengan
mengajari masyarakat tentang nilai-nilai
Islam, perbedaan antara pandangan hidup Islam dengan yang lainnya, dan
menanamkan dasar-dasar Islam. Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Ampel adalah yang
menggunakan pendekatan ini.
Kedua, pendekatan
ilmiah. Pada pendekatan ini, dakwah dilakukan dengan cara menggunakan membangun
pesantren, membuat pelatihan dan pengkaderan, serta menugaskan muridnya untuk
berdakwah di suatu tempat. Wali songo
yang menggunakan pendekatan ini adalah sunan Giri.
Ketiga,
pendekatan kelembagaan. Tidak semua anggota Wali Songo berdakwah di masyarakat
langsung. Ada juga yang berdawah di pemerintahan. Mereka adalah misalnya Sunan
Kudus dalam Kesultanan Demak Bintoro dan Sunan Gunung Jati di Kesultanan
Cirebon. Mereka ikut serta mendirikan kesultanan dan aktif di dalamnya.
Keempat,
pendekatan sosial. Pendekatan ini lebih fokus berdakwah pada masyarakat kecil
di desa-desa atau kampung-kampung. Mereka mengajarkan masyarakat kecil untuk
meningkatkan pemahaman keagamaannya. Mereka juga membina masyarakat agar
kehidupan sosialnya meningkat.
Khusus Sunan
Muria, Metode dakwah yang beliau lakukan disebut dengan Topo Ngeli yang artinya
menghanyutkan diri di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan supaya dapat berbaur
dengan masyarakat yang berada di sekitar pegunungan Muria, maka Sunan Muria
sering sekali memberikan keterampilan dan juga kursus bagi para nelayan, rakyat
jelata, pedagang dan juga pelaut.
Kelima,
pendekatan kultural. Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang lebih
menonjol menggunakan pendekatan kultural atau budaya. Budaya-budaya yang sudah
ada dan berkembang diakulturasikan dengan ajaran-ajaran Islam. Tidak hanya itu,
mereka juga menciptakan budaya-budaya baru yang mengandung nilai-nilai Islam.
Soal 2
Khalifah Umar bin
Addul Aziz secara garis keturunan memiliki hubungan darah dengan khalifah Umar
bin Khattab, oleh karena itu sifat dan wataknya memiliki kesamaan. Di bawah ini
merupakan Sikap yang dapat diteladani dari beliau, kecuali ....
A. hidup
sederhana dan jauh dari bermewah-mewah
B. mementingkan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
C. mementingkan
aktivitas dakwah daripada kemajuan pemerintahan
D. mendiskusikan
berbagai masalah penting yang berkaitan dengan urusan umat
Jawaban: C.
mementingkan aktivitas dakwah daripada kemajuan pemerintahan
Pembahasan:
Diantara sifat
dan watak Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah:
Sangat takut
kepada Allah swt., Zuhud, lebih mementingkan Akhirat, Rendah Hati, Wara’, sangat
hati-hati dengan perkara yang haram, Lemah
lembut dan pemaaf, Sabar, Tegas , Adil, mementingkan aktivitas dakwah dan
kemajuan pemerintah, Banyak memohon dan berdoa kepada Allah SWT.
Soal 3
Perhatikan
nama-nama ilmuan muslim dibawah ini !
1. Abu Daud
2. Abu Hanifah
3. Jamil al Uzri
4. Wasil bin Ata
5. Abu Aswad
al-Duali
6. Ibnu Syihab
al-Zuhri
Ahli Fiqih pada
masa Dinasti Bani Umayah ditunjukan pada nomor …
A. 1 dan 3
B. 2 dan 6
C. 4 dan 5
D. 1 dan 4
Jawaban: B
Pembahasan:
Berikut
nama-nama ilmuan pada masa Dinasti Bani Umayah:
- Dalam Bidang Ilmu Fiqih: Imam Hanafi (Abu Hanifah), Imam Malik, Ibnu Syihab al-Zuhri
- Dalam Bidang Taswuf: Hasan al-Basri, Rabi’ah al-Adawiyah
- Dalam Bidang Ilmu Hadits: Abu Hurairah
- Dalam Bidang Tafsir: Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Said bin Jabir.
- Ilmu Kimia: Abbas bin Firnas, juga dikenal sebagai Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-Takurini
- Ilmu Kedokteran: Abu al-Qasim al-Zahrawi
- Ilmu Sejarah: Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, Abu Bakar Muhammad bin Umar (Ibnu Quthiyah)
- Ilmu Bahasa dan Sastra: Ali al-Qali, Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid
Dalam khasanah keilmuan Islam masa Dinasti Abbasiyah ada enam buah kitab (Kutubussittah) induk dalam bidang ilmu hadits yang menjadi rujukan umat Islam dalam mempelajari ilmu Hadits. Penyusun Kutubussittah adalah …
A. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasai, Ibnu Majah
B. Al-Subhi, Abu Bakar al-Asam, Muqatil bin Sulaiman, Muhammad Ishaq
C. Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Hambali
D. Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail
Jawaban: A
Pembahasan:
Urutan berdasarkan tingkatan termasyhur : 1. Shahih Bukhari 2. Shahih Muslim 3. Sunan Abu Daud 4. Sunan Tirmidzi 5. Sunan Nasa’i 6. Sunan Ibnu Majah
Urutan berdasarkan tingkatan yang paling shahih : 1. Shahih Bukhari 2. Shahih Muslim 3. Sunan Nasa’i 4 dan 5. Sunan Abu Daud dan Sunan Tirmidzi saling berdekatan 6. Sunan Ibnu Majah
Urutan berdasarkan yang paling awal wafat : 1. Imam Bukhari (256 H) 2. Imam Muslim (261 H) 3. Imam Ibnu Majah (273 H) 4. Imam Abu Daud (275 H) 5. Imam Tirmidzi (279 H) 6. Imam Nasa’i (303 H)
Soal 5
Soal 5
Al-Malik al-Adil
adalah saudara muda Shalahudin Yusuf al-Ayyubi, ia menjadi penguasa Dinasti
Bani Ayyubiyah yang ke-4. Sebelum menjadi khalifah beliau pernah menjadi
pemimpin pasukan saat mengikuti ekspedisi militer pamannya Syirkuh ke Mesir dan
pernah memimpin Mesir atas nama saudaranya, salah satu keberhasilannya adalah …
A. menghapus
kebiasaan mendoakan khalifah dinasti Fatimiah
B. memadamkan
pemberontakan orang-orang Kristen Koptik di wilayah Qift, Mesir
C. menawarkan
perdamaian dengan pasukan Salib berupa perjanjian damai
D. mengembalikan
salib asli yang dulu terpasang di kubah Baitul Maqdis kepada orang kristen
Jawab: B
Pembahasan:
- thn 1168-1169 M mengikuti pamannya (syirkuh) ekspedisi militer ke mesir.
- thn 1174 M menguasai mesir atas nama Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi, sedangkan Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi mengembangkan pemerintahan di damaskus.
- thn 1169 M dapat memadamkan pemberontakan orang orang kristen koptik di Qift mesir.
- thn 1186-1195 M kembali ke mesir untuk memerangi pasukan salib.
- thn 1192-1193 M menjadi gubernur di wilayah utara mesir.
- thn 1193 M menghadapi pemberontakan izzuddin di mosul.
- menjadi gubernur syiria di damaskus.
- menjadi sultan di damaskus.
Soal 6
Agar semua
kebijakan pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar,kekhalifahan Dinasti
Bani Abbasiyah memperbaharui administrasi pemerintahan,sistem politik dan
tatanan kemiliteran. Perbaikan administrasi pemerintahan masaKhalifah Al-Mansur
dikhususkan untuk peningkatan pelayanan public dan kerjasama lintas sektoral.
Pada masa Khalifah Al-Mahdi membentuk dewan kearsipan yang menangani surat
menyurat. Masa khalifah Harun ar-Rasyid melanjutkan pengelolaan Baitul Mal dan
membentuk Diwanul Jundi yang berfungsi …
A. mengurus
surat-surat negara
B. mengurus tentang
perpajakan
C. mengurus
ketentaraan negara
D. mengurus
keuangan negara
Jawaban: C
Pembahasan
Bani Abbasiyah
dipimpin oleh Kepala Negara yang bergelar Khalifah. Untuk membantu Khalifah
menjalankan pemerintahan yang efektif dan efisien, Bani Abbasiyah membentuk
beberapa lembaga pemerintahan yaitu:
- Wazirat, dengan pejabatnya bernama Wazir atau Perdana Menteri. Pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah, pernah terdapat dua macam Wazir yaitu:
- Wizaratut Tanfiz yang hanya bertugas sebagai pembantu Khalifah dan bekerja atas nama Khalifah. Khalifah menjadi kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
- Wizaratut Tafwidh, yang memiliki kekuasaan penuh untuk memimpin pemerintahan, sedangkan Khalifah hanya sebagai simbol Kepala Negara.
- Diwanul Kitabah atau Sekretariat Negara, dipimpin oleh seorang Raisul Kuttab atau Sekretaris Negara. Raisul Kuttab dibantu oleh beberapa sekretaris yaitu:
- Katibur Rasail atau Sekretaris bidang Persuratan
- Katibul Kharaj atau Sekretaris bidang Keuangan
- Katibul Jundi atau Sekretaris bidang Ketentaraan
- Katibul Syurtah atau Sekretaris bidang Kepolisian
- Katibul Qadla atau Sekretaris bidang Kehakiman
- Raisul Diwan, yaitu Menteri Departemen yang membantu Wazir atau Perdana Menteri dalam menjalankan pemerintahan, yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa Departemen yang pernah ada dalam Bani Abbasiyah antara lain:
- Diwanul Kharaj atau Departemen Keuangan
- Diwanud Diyah atau Departemen Kehakiman
- Diwanuz Zimasu atau Departemen Pengawasan Urusan Negara
- Diwanul Jundi atau Departemen Ketentaraan
- Diwanul Mawali wal Ghilman atau Departemen Perburuhan
- Diwanul Barid atau Departemen Perhubungan
- Diwanuz Ziman An Nafaqat atau Departemen Pengawasan Keuangan
- Diwanul Rasail atau Departemen Urusan Arsip
- Diwanun Nadhar Fil Madhalim atau Departemen Pembelaan Rakyat Tertindas
- Diwanul Akhdas Was Syurthah atau Departemen Keamanan dan Kepolisian
- Diwanul ‘Atha’ Wal Hawrij atau Departemen Sosial
- Diwanul Akhhsyam atau Departemen Urusan Keluarga
- Diwanul Akarah atau Departemen Pekerjaan Umum
Soal 7
Nabi Muhammad
Saw. tiba di kota Madinah tahun 622 M. Kehadiran NabiMuhammad Saw. dan Umat
Islam di kota Madinah menandai zaman baru bagiperjalanan dakwah Islam. Umat
Islam di kota Madinah tidak lagi banyakmendapat gangguan dari masyarakat kafir
Quraisy, karena mereka mendapat perlindungan dari penduduk Madinah yang Muslim.
Prioritas utama Nabi Muhammad Saw. dalam rangka membangun masyarakat baru di
Madinah adalah
A. membuat
perjanjian
B. membangun
masjid
C. membangun
pasar
D. menetapkan
zakat
Jawaban: B
Pembahasan:
Usai tiba di
Madinah, Rasulullah membangun sebuah masjid, Masjid Nabi (Nabawi). Masjid ini
memiliki bangunan yang sangat sederhana; atapnya dari daun pohon kurma,
pilarnya dari batang pohon kurma, lantainya kerikil dan berpasir, dan
bangunannya dari batu bata. Akan tetapi, bangunan itu bukan sekedar bangunan
biasa. Sebuah bangunan yang menjadi penanda kebangkitan peradaban Islam. Karena
Rasulullah memfungsikan masjid ini untuk semua kegiatan. Mulai dari mengajarkan
ajaran Islam, hikmah, proses belajar mengajar baca-tulis hingga menyusun
strategi perang atau politik. Semua diadakan di Masjid Nabi, bukan hanya untuk
shalat saja. Singkatnya, Rasulullah menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan
dan pembinaan umat.
Soal 8
Dalam
kepemimpinannya ia menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien,
sikap sangat tegas ditunjukkannya dalam memberantas korupsi dan mengganti
pejabat-pejabat yang dianggap kurang cakap dalam bekerja. KhulafaurRashidin
yang tegas dalam mengambil kebijakan tersebut adalah …
A. Abu Bakar ash
Siddiq
B. Umar bin
Khattab
C. Ustman bin
Affan
D. Ali bin Abi
Tholib
Jawaban: D
Pembahasan:
Pada masa
pemerintahan Khalifah Usman Ibnu Affan banyak para kerabatnya yang diberikan
fasilitas dalam berbagai bidang, sehingga banyak diantara mereka yang lalu
merongrong pemerintahan Khalifah Usman Ibnu Affan dan harta kekayaan
negara.Oleh sebab itu, saat Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib menjadi Khalifah, dia
memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikannya.Beliau berusaha
menarik kembali semua tanah pemberian Usman Ibnu Affan kepada keluarganya untuk
dijadikan milik negara.
Semua tindakan
Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib semata memiliki tujuan untuk membersihkan praktek
Kolusi, korupsi dan Nepotisme didalam pemerintahannya
Soal 9
Ilmu Sejarah dan
Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan
riwayat. Seorang ahli Sejarah dan Geografi yang mendapat tugas dari khalifah
Mu’awiyah bin Abu Sufyan untuk menulis kitab tentang sejarah masa lalu dan masa
Dinasti Bani Umayyah adalah …
A. Shuhara
al-Madhi
B. Nu’man bin
Basyir
C. Abul Aswad
al-Duwali
D. Ubaid bin
Syariyah al-Jurhumi
Jawaban: D
Pembahasan:
Pada awalnya Ubaid
bin Syariyah al-Jurhumi belum begitu terkenal, menurut Ibn Hasyim dikutip dari
Badri Yatim bahwa dia tidak dianggap di negerinya. Ubaid baru terkenal ketika
diminta oleh Muawiyah untuk menjadi periwayat kisah-kisah masa lalu. Namun
sebelum itu, Ubaid telah dikenal dikalangan warga sebagai ahli kisah dan
cerita. Sehingga Muawiyah pun terketuk untuk menjadikannya sebagai ahli sejarah
yg dihormati dan telah dianggap pakar sejarah dunia hingga sekarang.
Soal 10
Berikut
judul-judul dalam cerita pewayangan!
1. Ramayana
2. Mahabharata
3. Jamus
Kalimasada
4. Bende Mataram
5. Wahyu Tohjali
6. Baratayuda
7. Damar Wulan
Judul cerita
pewayangan yang bernafaskan Islam terdapat pada nomor …
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 6 dan 7
Jawaban: C
Pembahasan
Wayang adalah
sebuah kosakata asli bahasa Jawa yang berarti “bayang” atau “bayang-bayang”
berasal dari akar kata ‘yang’ dan mendapat awalan ‘wa’ menjadi kata wayang
(Darori Amin: 2000). Masyarakat Jawa sebelum kedatangan agama Hindu-Buddha
sudah terbiasa melakukan pertunjukkan wayang untuk memanggil roh nenek moyang.
Pada masa Hindu-Buddha, wayang semakin berkembang dengan munculnya wayang kulit
dan cerita dewa-dewa dalam mitologi kedua agama tersebut. Ketika Islam masuk ke
Indonesia, wayang mulai mendapatkan sentuhan nilai-nilai Islami. Sunan Kalijaga
menyaksikan bagaimana masyarakat sangat menyukai wayang sehingga melihat ada
peluang berdakwah dengan kesenian wayang. Pemikiran itu mendorongnya untuk
mempopulerkan wayang yang sesuai syariat Islam. Beliau menciptakan cerita
pewayangan versi Islam seperti Jimat Kalimasada dan Dewa Ruci, yang ceritanya hampir
sama dengan kisah Nabi Khidir. Cerita itu masih berbentuk cerita menurut
kepercayaan Jawa yang bernuansakan Islami dan dengan corak kehidupannya yang
ada (Imron Amar: 1992). Selain itu juga beliau membuat cerita Wahyu Tohjali,
Wahyu Purboningrat dan Babat Alas Wonomarto.
Disamping
menciptakan cerita-cerita kewayangan, Sunan Kalijaga juga berhasil menciptakan
perlatan perlengkapan dalam wayang, kelengkapan yang menyertai pementasan
wayang adalah seperangkat gamelan dan gending-gending Jawa.
Pada masa itu,
setiap akan diadakan pentas wayang terlebih dahulu Sunan Kalijaga memberikan
nasehat keislaman, kemudian mereka diajak mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dengan demikian berarti mereka sudah menyatakan diri masuk islam, lama kelamaan
merekapun mau menjalankan shalat. Dengan cara demikikian Sunan Kalijaga dapat
memikat hati masyarakat, sehingga islam cepat tersebar di masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Baiklah untuk postingan kali ini saya cukupkan sampai disini. Untuk pembahasan soal selanjutnya akan saya posting pada postingan selanjutnya.
Salam Berbagi!!
Bagi sahabat yang membutuhkan file soalnya silakan klik link berikut
0 Response to "Soal dan Pembahasan Gladi UAMBNBK MTs Mata Pelajaran SKI 2020/2021 (Soal Nomor 1 s.d Nomor 10)"
Posting Komentar