Integrasi Keislaman dalam Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
Berbagai keanekaragaman yang terdapat di belahan Bumi adalah anugerah dari Allah SWT yang Maha Pemurah. Allah telah menciptakan berbagai makhluk hidup dan berbagai benda dengan sangat teratur sehingga keberadaannya saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kita harus selalu menanamkan rasa bersykur kepada Allah dengan menjaga keberadaan lingkungan, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik.
Komponen lingkungan abiotik meliputi udara, tanah, air, intensitas cahaya, dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh lingkungan biotik seperti tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lainnya. Salah satu peranan lingkungan abiotik yang sering kita jumpai adalah proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses sintesis karbohidrat dari bahan – bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan sinar matahari. Energi radiasi sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil berfungsi melancarkan proses fotosintesis. Proses tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa. Selain menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa, hasil reaksinya menghasilkan oksigen yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti tumbuh, berkembang, dan bernapas.
Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak, makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Bernapas
Pada manusia proses pernapasan dapat diartikan dengan pengambilan oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan karbondioksida sebagai hasil dari respirasi yang terjadi di dalam paru – paru. Namun, sistem respirasi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup berbeda – beda didasarkan pada fungsi organ yang dimiliki oleh masing – masing makhluk hidup. Pada manusia di dalam paru – paru terdapat alveolus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbondiosida, sedangkan pada tumbuhan terdapat stomata yang merupakan pintu keluar masuknya oksigen dan karbondioksida. Berikut adalah gambar beberapa proses respirasi yang terjadi pada makhluk hidup.
Bergerak
Bergerak dalam bahasa keseharian adalah berpindah kedudukan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun lain halnya dengan tumbuhan. Tumbuhan mengalami pergerakan pasif, artinya gerakan pada tumbuhan dilihat dari pergerakan akar, tunas, mekarnya kuncup bunga dll.
Berbeda dengan tumbuhan, pada hewan gerakan yang dilakukan adalah gerak aktif. Susunan anatomi pada hewan memungkinkan mengalami pergerakan aktif sehingga bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hewan yang berada disekitar kita banyak mengalami pergerakan dengan menggunakan kaki, sayap, maupun sirip. Namun pada beberapa organisme uniseluler, yaitu organisme yang memiliki satu sel dan menyerupai hewan bergerak menggunakan alat khusus seperti kaki semu pada Amoeba, bulu cambuk pada Flagellata, dan bulu getar (silia) pada Cilliata.
Memerlukan Nutrisi (Makan dan Minum) Makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk menghasilkan energi dan mengubahnya menjadi bentuk energi lain. Secara umum, sumber energi pada hewan diperoleh dari berbagai makhluk hidup lain sesuai dengan jenis makanannya, sedangkan pada manusia pemenuhan nutrisi diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi setiap harinya. Makanan yang masuk ke dalam mulut akan dicerna secara mekanik oleh gigi dan hormon ptialin akan memberikan rasa manis pada makanan. Makanan yang dicerna oleh tubuh menghasilkan energi kimia yang selanjutnya digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh dan dapat memberikan energi pada manusia dalam melakukan segala aktivitas.
Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran, baik panjang, volume dari salah satu bagian makhluk hidup, sedangkan berkembang adalah proses menuju kematangan pada makhluk hidup. Salah satu ciri pada manusia yang dapat diamati adalah tumbuhnya jakun pada laki – laki serta mulai aktifnya hormon – hormon reproduksi pada perempuan, umumnya perempuan akan mengalami fase menstruasi dimulai pada usia 13 tahun. Sedangkan pada tumbuhan berkembang dapat di amati pada proses pembentukan bunga serta bakal biji. Tanaman cabe mulai berbunga pada usia 1,5 s/d 2 bulan. Setelah itu, hormon – hormon pematangan biji mulai aktif, semisal perubahan warna cabe yang menjadi merah karena disebabkan oleh keberadaan dari hormon gas etilen.
Berkembang biak
Salah satu tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya. Pada hewan perkembangbiakan dibedakan dengan cara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif umumnya terjadi pada makhluk hidup ber sel satu, meliputi membelah diri pada Amoeba SP, tunas pada Hydra SP, dan Fragmentasi pada Planaria SP.
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan secara kawin, ciri dari perkembangbiakan ini adalah adanya proses bertelur, beranak, serta bertelur dan beranak. Sedangkan proses perkembangbiakan pada tumbuhan meliputi, biji, tunas, umbi, dan spora.
Peka terhadap Rangsang (Irritabilita)
Irritabilita adalah kemampuam mahluk hidup untuk menanggapi rangsang. Makhluk hidup dilengkapi dengan indera untuk menanggapi rangsang, misalnya pada kelelawar memiliki pendengaran yang tajam sehingga bisa memantulkan keberadaan benda dan dapat terbang di malam hari tanpa bertabarakan dengan pohon dan obyek lainnya. Pada tumbuhan, tanggapan terhadap rangsangan bisa berasal dari dalam tumbuhan maupun dari luar tumbuhan seperti gaya tarik bumi, cahaya matahari, dan air. Misalnya pada tanaman bunga matahari dimana bunganya selalu dominan menghadap ke arah timur, daun putri malu akan menguncupkan daunnya ketika disentuh dll. Pada manusia gerakan irritabilita dapat ditunjukkan oleh gerakan pupil yang menutup mata secara otomatis ketika cahaya yang datang ke mata terlalu silau.
Mengeluarkan Zat Sisa
Tubuh akan secara otomatis melakukan ekskresi atau proses pengeluaran zat sisa dari metabolisme yang telah dilakukan oleh organ tubuh. Pada manusia terdapat 4 organ ekskresi, diantaranya kulit, ginjal, paru – paru, dan hati.
Menyesuaikan Diri terhadap Lingkungan (Adaptasi)
Setiap makhluk hidup akan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan. Tujuan utamanya adalah agar dapat bertahan hidup dari perubahan keadaan lingkungan. Adaptasi dibedakan menjadi morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan yang ditandai dengan perubahan bentuk tubuh. Beberapa contoh dari adaptasi morfologi dapat diamati pada bentuk paruh burung sebagai berikut:
Pada beberapa tumbuhan, adaptasi morfologi dilakukan dengan menampakkan salah satu bagian tubuh yang disesuaikan dengan keadaan lingkungannya, misalkan pada tanaman Xerofit atau tanaman kaktus dimana batang dilapisi lapisan lilin yang tebal dan memiliki daun yang berukuran kecil seperti duri. Pada tanaman Hidrofit memiliki bentuk daun yang lebar dan tipis serta memiliki banyak stomata, hal ini dapat dijumpai pada tanaman teratai. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian makhluk tubuh terhadap lingkungan dengan melalui fungsi kerja di organ tubuhnya. Pada hewan, adaptasi fisiologi dapat dilihat dari susunan gigi geraham dan gigi taring. Pada umumnya hewan herbivora atau pemakan rumput tidak memiliki gigi taring, sedangkan hewan carnivora memiliki gigi taring yang digunakan untuk mengoyak daging. Pada beberapa tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, adaptasi yang dilakukan adalah dengan menebarkan aroma yang khas, sehingga serangga tertarik untuk menghampiri dan mengambil madu pada bunga tersebut agar benang sari dapat tertempel di kepala putik.
Adaptasi tingkah laku yang dilakukan oleh beberapa tumbuhan tropofit (Jati dan randu) adalah dengan menggugurkan daunnya pada saat musim panas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan. Selain itu, tumbuhan jahe – jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan tanah saat lingkungan dalam keadaan kering.
Pada hewan, adaptasi tingkah laku ini dapat ditemukan pada bunglon yang memiliki sifat mimikri, yaitu mengubah warna kulitnya ketika keberadaannya sedang terancam ataupun sedang berburu mangsa. Selain itu kebiasaan beruang yang akan melakukan tidur panjang (hibernasi) saat musim dingin dan cicak yang memutuskan ekornya (autotomi) ketika sedang terancam.
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup didasarkan pada persamaan ciri. Pengelompokan makhluk hidup ini bertujuan sebagai berikut;
- Mendeskripsikan keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri- ciri agar mudah dikenali
- Mengelompokkan beberapa makhluk hidup ke dalam golongan tertentu berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki
- Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
- Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatan
- Memberi nama makhluk hidup yang belum teridentifikasi
- Mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup
0 Response to "Integrasi Keislaman dalam Materi Klasifikasi Makhluk Hidup"
Posting Komentar